( Pariaman, 28 Oktober 2015 ) Hasil penelitian menunjukkan, periode gempa-gempa besar di wilayah Sumbar terjadi terakhir pada tahun 1797 dan 1833. Sementara gempa tahun 2007 di wilayah Mentawai hanya melepaskan 1/3 jumlah energi tekanan tektonik yang terakumulasi.
Gempa tersebut diprediksi menyebabkan gelombang tsunami yang menyapu kawasan di Pantai Barat Sumbar radius 5 kilometer (km) dari bibir pantai. Pariaman merupakan salah satu kota yang terancam terkena dampak tsunami.
Untuk
itu Pemerintah dan BNPB Kota Pariaman beserta Kodim 0308/Pariaman
meyelenggarakan Rakor Forum Masjid Peduli bencana Kota Pariaman dalam rangka
sosialisasi aktivasi server DVB penerima dan penyebar informasi gempa, Tsunami
dan bencana lainnya dari BMKG, yang bertempat di Aula balai kota Pariaman pada
tanggal 26 Oktober 2015.
BNPB
melaunching DVB ( Digital Video Broadcast ) yaitu suatu alat yang berfungsi
memberikan peringatan secara otomatis berupa bunyi sirine apabila terjadi gempa
yang berpotensi menimbulkan tsunami. Berdasarkan analisa BMKG Sumbar dengan
skenario sumber gempa berada di antara Kepulauan Mentawai dan Pantai barat
Sumbar, sesaat setelah terjadi gempa dalam waktu 20 menit gelombang tsunami tiba
di pantai barat Sumbar. Sementara waktu yang diperlukan oleh DVB sesaat setelah
terjadi gempa yang berpotensi tsunami tersebut sampai dengan proses keluarnya
tanda peringatan berupa tanda bunyi sirine adalah 5 – 7 menit. Waktu tersebut
dikenal dengan istilah golden time.
Menyikapi
hal ini diperlukan sinergitas semua elemen pemerintah dan masyarakat dalam
proses sosialisasi tentang bahaya ini dan bagaimana mengantisipasinya. Dalam
hal ini Pemko Pariaman ( BPBD Kota Pariaman ) dan Kodim 0308/Pariaman telah
melakukan langkah – langkah mitigasi bencana seperti : Pemetaan daerah – daerah
shelter, menyusun SOP bersama dan lain – lain.