Sebuah peristiwa heroik dilakukan oleh
seorang prajurit TNI AD, dengan mengabaikan keselamatan jiwanya, ia
terpanggil untuk melakukan aksi yang sangat beresiko. Pratu M. Thoyib
Azizi, Prajurit Kodam VII/Wirabuana, berhasil menangkap seorang pelaku
penembakan terhadap anggota kepolisian. Dalam perburuan yang menegangkan
Thoyib berhasil membekuk pelaku dan mengamankan satu pucuk senjata api
jenis Revolver milik Brigadir Syarif Dunggio anggota Polres Kota
Gorontalo, yang meninggal dunia akibat penembakan oleh pelaku kriminal
yang merebut senjata api milik korban.
Thoyib (23 tahun), begitu panggilan akrabnya, lahir di Desa Betoyo Guci Manyar Gresik dari keluarga sederhana. Sang Ayah, Abdul Ghofar, adalah seorang petani tambak sewaan, sementara ibunya, Nafilah, sehari-hari berdagang nasi di depan rumah. Thoyib sedari kecil telah terbiasa bekerja membantu orang memanen ikan dengan upah 20 ribu rupiah setiap panen. Hal itu harus dilakukan demi membantu mengatasi biaya hidup keluarga, walau resikonya mengantuk karena sejak pulang sekolah hingga dini hari terkadang tidak tidur. Meski demikian ia tetap bersyukur bisa meringankan beban orang tuanya.
Thoyib (23 tahun), begitu panggilan akrabnya, lahir di Desa Betoyo Guci Manyar Gresik dari keluarga sederhana. Sang Ayah, Abdul Ghofar, adalah seorang petani tambak sewaan, sementara ibunya, Nafilah, sehari-hari berdagang nasi di depan rumah. Thoyib sedari kecil telah terbiasa bekerja membantu orang memanen ikan dengan upah 20 ribu rupiah setiap panen. Hal itu harus dilakukan demi membantu mengatasi biaya hidup keluarga, walau resikonya mengantuk karena sejak pulang sekolah hingga dini hari terkadang tidak tidur. Meski demikian ia tetap bersyukur bisa meringankan beban orang tuanya.
Perawakan tinggi dan kekar dari
laki-laki berseragam tentara dengan pangkat prajurit dua ini, memang
memberi kesan bahwa ia bukan orang yang bisa dianggap remeh. Sikapnya
yang sigap dan gerakannya yang gesit, jelas mengisyaratkan bahwa ia
adalah sosok yang memiliki keahlian beladiri. Sangat layak bila Prada
Moh. Thoyib Azizi menjadi salah satu prajurit yang memperoleh
penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dari Kepala Staf
Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada awal tahun 2015 di
Mabesad.
Meringkus dengan Tangan Kosong
Prada Thoyib diberi penghargaan karena
dianggap berjasa dalam membantu pihak kepolisian menangkap pelaku
Curanmor yang menembak mati anggota kepolisian saat menyergapnya.
Hebatnya lagi, Thoyib meringkus pelaku yang bersenjata api hanya dengan
menggunakan tangan kosong. Dampak positif dari tindakannya tersebut, ia
dianggap sebagai dewa penolong yang mencairkan suasana hubungan antara
Polisi dan Prajurit TNI AD, khususnya dalam menetralisasi kesan adanya
perselisihan TNI – Polisi di Gorontalo selama ini. “Dengan adanya
penghargaan ini, membuat saya semakin bangga menjadi tentara, saya akan
selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk NKRI tercinta”, ungkap
Prada Thoyib.
Pria yang berdinas di Yonif 713/ST,
Brigif 22/OM Gorontalo sejak 4 April 2012 itu, berhasil melumpuhkan
seorang pelaku Curanmor yang melarikan diri seusai menembak Brigadir
Syarif Dunggio, seorang anggota Polres Gorontalo dan seorang pengemudi
becak motor, di Simpang Telaga, Gorontalo, sekitar pukul 17.30 Wita,
pada 26 Desember 2014 lalu.
Kronologis peristiwa berawal ketika
Prada Thoyib mendengar teriakan minta tolong dari Brigadir Polisi Syarif
anggota polisi yang ditembak pelaku dengan menggunakan pistol revolver
miliknya yang direbut pelaku kejahatan. Tanpa pikir panjang pria yang
sangat menggemari beladiri militer Yong Moo Do ini bergegas mengejar
pelaku hingga terdesak ke pemukiman warga. Melihat pelaku yang masih
memegang senjata api itu terpojok, Thoyib secepat kilat menghantam dada
pelaku dengan kakinya. Mendapat tendangan yang cukup keras, pelaku
tersungkur tak sadarkan diri. Selanjutnya Thoyib mengamankan pelaku
berikut pistol milik Brigpol Syarif anggota Polres Kota Gorontalo yang
berhasil dilucuti oleh pelaku, untuk kemudian menyerahkannya ke Mapolda
Gorontalo.
Kebenaran pada akhirnya akan keluar
sebagai pemenang, walau tidak satupun diantara kita mengetahui persis
kapan datangnya. Bila seseorang selalu berupaya menjaga niat baiknya
untuk selalu berbuat baik, suatu saat perbuatan baik itu akan berbuah
manis pada kehidupan orang yang menjalaninya. Agaknya hal itu jugalah
yang dialami Prajurit Dua (Prada) M. Thoyib Azizi (23), personel Yonif
713 Brigif 22 Gorontalo. Berkat aksi ksatrianya, Panglima Kodam
VII/Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Bachtiar juga berkenan memberi
penghargaan secara khusus kepada Prada Thoyib, bertempat di Makodam
VII/Wirabuana, Makassar, Senin (19//1/2015).
Membopong Pencuri ke Pos Polisi
Salah seorang warga Kota Gorontalo
bernama Syahrir Soleman, yang menyaksikan langsung kejadian tersebut
mengatakan, bahwa pada mulanya orang-orang mengira peristiwa yang
terjadi merupakan perkelahian antar anggota, ternyata salah sangka.
Tentara tersebut (Prada Toyib) ternyata mengejar pencuri sepeda motor,
dan dia terlihat sangat berani sekali. Hanya dia yang berani maju
melawan pencuri tersebut, orang lain pada takut, karena pencuri tersebut
memegang pistol. Setelah dia berhasil melumpuhkan penjahat dengan
tangan kosong, dan hanya dengan beberapa tendangan berhasil melumpuhkan,
serta melucuti pistol pencuri tersebut, selanjutnya Prada Toyib
mengangkat tubuh pencuri bagaikan aksi “smack down” dan membopong tubuh
pencuri yang sudah tidak berdaya menuju pos polisi terdekat”, tutup
Syahrir.
Satu pesan orang tua Thoyib yang masih
ia pedomani hingga sekarang; “Jangan pernah takut kalau kamu benar, kamu
pasti bisa”, demikian pesan ayahnya. Rupanya Thoyib pernah menjadi
saksi bahwa nasehat itu bukanlah sekedar kata-kata belaka. Di masa
kecilnya, Thoyib pernah menyaksikan langsung ayahnya mengejar dan
menangkap pencuri ikan di tambak. Agaknya, pelajaran ini yang memotivasi
dirinya, disempurnakan dengan penghayatan dari butir ke-3 Sapta Marga,
yakni “Kami Ksatria Indonesia, yang Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta Membela Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan”, sehingga ia berani
mengambil langkah tepat yang berdampak kepada citra TNI AD yang semakin
baik.(Dispenad)