Srikandi Voli dari TNI AD
Siapa bilang menjadi prajurit tidak
dapat mengembangkan karier olah raga. Buktinya atlet bola voli nasional
Rindy Puspaningrum yang telah menjadi anggota Kowad sejak 23 Maret tahun
2013 hingga kini terus aktif berkiprah pada cabang olah raga tersebut.
Kehadiran Sosok gadis berkulit putih
bernama lengkap Rindy Puspaningrum membuat kontingen Bola Voli putri
jadi berbeda. Rindy, demikian panggilan singkatnya, lahir di Sumedang,
25 Januari 1993, adalah atlet termuda dalam even Pekan Olahraga
Nasionanal (PON) XVII di Cabang Olahraga Bola Voli. Menggeluti dunia
Bola Voli sejak usia 9 tahun, tepatnya kelas III Sekolah Dasar Darangdan
Sumedang, Rindy sudah bergabung dengan klub OSAS yang cukup ternama di
kota Sumedang. Hampir setiap sore ia selalu rajin berlatih mengolah si
kulit bundar. Melihat bakat Rindy yang menonjol, para pelatih senior
ikut turun tangan mengasah kemampuan dasar yang telah dimiliki Rindy.
Pada saat usianya beranjak 14 tahun, ia
beserta orang tuanya hijrah ke kota Bandung dan di sana pula ia
melanjutkan sekolah ke tingkat Sekolah Menengah Pertama, tepatnya di
SMPN 170 Bandung. Di kota barunya ini Rindy yang telah memiliki
kemampuan di atas rata-rata baik di bidang akademis maupun olah raga,
khususnya di bidang bola voli bergabung dengan klub Bandung “Tectona”.
Sebagai gambaran bahwa tidak setiap pemain yang bisa bergabung dengan
klub sebesar Bandung Tectona, sementara Rindy dengan mudah bisa
bergabung dengan klub tersebut. Di klub ini Rindy berlatih bersama para
pemain senior dan ditangani oleh para pelatih profesional sehingga
membuat kemampuannya semakin matang. Bermain dengan pemain senior
membuat pemain Spiker itu merasa senang dan nyaman. “Kakak-kakak disini
selalu mendukung saya dan sering memberi masukan, malah aku disayang
sama senior,” timpal cewek dengan tinggi 175 cm tersebut.
Karena kemampuan Rindy bermain voli
cukup baik, Rindy pun kerap di- ikutsertakan dalam
pertandingan-pertandingan yang berkelas. Beberapa even nasional yang
telah diikuti Rindy diantaranya Kejuaraan Nasional sejak 2006 hingga
sekarang. Pada tahun 2007, gadis belia yang hobi menyantap nasi goreng
tersebut terpilih menjadi salah satu atlet yang diikutsertakan
memperdalam pengetahuan tentang bola voli ke negeri Fidel Castro, yakni
Cuba. Kiprah dara berbintang Aquarius ini terus berkibar dan berbagai
turnamen baik di dalam maupun luar negeri dijamahnya dengan hasil yang
memuaskan.
Meski jadwal kegiatan sekolah seringkali
berbenturan dengan jadwal olahraga, tak membuat ia patah semangat.
Kedua kepentingan itu dilakukan secara serius dan berimbang. Apalagi
para guru di SMPN 170 memberi dukungan sepenuhnya bagi Rindy untuk maju
di kedua bidang itu. Terbukti meski terkadang harus absen sekolah karena
berbarengan dengan kegiatan voli, namun prestasi di bidang akademis
Rindy masih sanggup berada pada 10 besar. Prestasi di sekolah anak
pertama dari dua bersaudara, hasil buah cinta Papa Belly dan Mama
Rokayah, terbilang pintar. Sejak Sekolah Dasar, Rindy meraih 3 besar.
“Semenjak SMP, nilaiku agak turun, tapi tetap masuk 10 besar koq.
Waktunya terbagi dengan kegiatan Bola Voli,” imbuhnya.
Ketika Rindy beranjak ke bangku sekolah
lanjutan tingkat atas, tepatnya di SMUN 10 Bandung, kemampuannya di
bidang olahraga semakin menjadi. Selain tergabung dengan klub Bandung
Tectona, ia juga tergabung dengan klub terkenal lainnya dalam rangka
mengikuti kejuaraan Pro Liga di tingkat nasional.
“Voli itu hidup saya lho, jadwal bertanding bertabrakan dengan waktu sekolah, terpaksa bolos deh,” kata mojang yang ketika itu duduk di bangku SMU 10 Bandung kelas 1. “Kedua orang tua, guru, sangat mendukung kegiatannya, yang penting bisa bagi waktu aja” tambah Rindy.
“Voli itu hidup saya lho, jadwal bertanding bertabrakan dengan waktu sekolah, terpaksa bolos deh,” kata mojang yang ketika itu duduk di bangku SMU 10 Bandung kelas 1. “Kedua orang tua, guru, sangat mendukung kegiatannya, yang penting bisa bagi waktu aja” tambah Rindy.
Memasuki tahun 2011, meski melalui
perjuangan yang cukup panjang akhirnya Rindy berhasil menamatkan
pendidikan SMA nya. Setelah itu selama lebih kurang setahun ia malang
melintang di kancah olahraga bola voli baik dalam maupun luar negeri.
Pada bulan September tahun 2012 Rindy yang tergabung dalam tim PON Jabar
melakukan pertandingan voli pada event PON XVIII di Riau.
Unjuk kebolehan dari setiap individu maupun tim pilihan demi meraih prestasi terbaik dalam perhelatan turnamen akbar di tanah air saling berbalas. Kemenangan yang datang dengan susah payah bukan disebabkan hanya karena kemampuan taktis dan teknis semata, akan tetapi keberuntungan nampaknya lebih cenderung disebabkan oleh faktor kematangan dan pengalaman.
Unjuk kebolehan dari setiap individu maupun tim pilihan demi meraih prestasi terbaik dalam perhelatan turnamen akbar di tanah air saling berbalas. Kemenangan yang datang dengan susah payah bukan disebabkan hanya karena kemampuan taktis dan teknis semata, akan tetapi keberuntungan nampaknya lebih cenderung disebabkan oleh faktor kematangan dan pengalaman.
Dengan kemampuan yang baik, disertai
dengan pengalaman dalam maupun luar negeri, Rindy tidak menyia-nyiakan
kesempatan emas itu. Dengan pukulan smash yang mematikan semua lawan
dibabat habis, hingga tim nya ditasbihkan sebagai jawara pada turnamen
tersebut. Rasa letih selama mengikuti pertandingan terhapus seketika
saat predikat tertinggi juara berhasil diraih. Keringat letih yang masih
membasahi kening semakin menambah aura kecantikan Rindy. Banyak para
supporter wanita maupun lawan jenis yang mengelu-elukan karena sangat
mengagumi penampilan Rindy selama turnamen berlangsung.
Langsung Menerima Tawaran
Tak terkecuali, TNI Angkatan Darat yang
merupakan wadah orang-orang berprestasi juga melakukan pemantauan
terhadap para putera-puteri bangsa yang memiliki potensi untuk maju.
Keterampilan dan ketangguhan Rindy dalam menyelesaikan setiap tantangan
di lapangan menjadi pertimbangan para pemandu bakat TNI Angkatan Darat
untuk merekrutnya. Mendapat penawaran bergabung sebagai anggota Korps
Wanita Angkatan Darat (Kowad), Rindy yang sudah tidak asing berada di
lingkungan militer karena pernah mendapat pembinaan di Pusdikpassus
Batujajar, langsung menerima tawaran tersebut. Keputusan ini merupakan
awal kisah perjalanan Rindy di dunia kemiliteran.
Sama seperti calon lainnya, Rindy
bersama para peserta seleksi melaksanakan kewajiban tes yang telah
ditentukan sebagai persyaratan. Setelah dinyatakan lulus seleksi
akhirnya 172 orang calon siswa mengikuti pendidikan Sekolah Calon
Bintara Prajurit Karier Angkatan ke XX. Selama 5 bulan Rindy mengikuti
jalannya pendidikan dasar kemiliteran di Lembang Bandung. Setelah
pendidikan dasar dinyatakan lulus, Rindy diharuskan melanjutkan
pendidikan spesialisasi di Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal TNI AD
(Pusdik Ajen) di Lembang Bandung selama 4 bulan. Selama mengikuti
pendidikan, semua aktivitas voli yang sebelumnya dilakukan oleh Rindy
vakum sama sekali.
Setelah 9 bulan melaksanakan pendidikan
militer akhirnya bulan Maret tahun 2013 Rindy dinyatakan lulus dan
mendapat kepercayaan untuk mengemban tugas di Mabes TNI AD. Di usia 20
tahun dengan dukungan fisik dan mental yang prima, Rindy setelah
mendapat rekomendasi dari pimpinan TNI AD selain melaksanakan tugas
pokoknya juga kembali aktif sebagai atlet voli. Dukungan penuh para
atasan menjadikan kemampuan Rindy semakin “menggila”. Dengan
bergabungnya Rindy bersama tim olahraga bola voli Mabesad, superioritas
tim TNI AD semakin tak terbendung. Berbagai turnamen yang diikuti hampir
dapat dipastikan tim bola voli Rindy yang dinobatkan sebagai juaranya.
Ketangguhan sebuah klub sangat identik dengan keterlibatan Rindy
didalamnya. Semakin banyak klub voli profesional di tanah air berlomba
untuk menghadirkan Rindy agar bersedia bergabung dengan mereka. Selama
berada dalam pembinaan Persatuan atlet bola voli TNI, Rindy pernah
direkrut oleh beberapa klub yang telah memiliki nama besar seperti Bank
DKI, Popsivo Polwan, Electric PLN, dan beberapa klub besar lainnya.
Meski berhasil mengukir segudang
prestasi, Rindy tidak pernah berpuas diri ataupun tinggi hati, ia
tetaplah gadis ramah yang bersahaja sama seperti sifat kedua
orangtuanya. Rindy sekarang tetap seperti Rindy yang dulu, bagaikan sang
Srikandi yang sangat konsisten terhadap tugas dan tanggung-jawabnya.
Prestasi yang melambungkan namanya semakin menambah rasa syukur kepada
Sang Pencipta yang telah memberikan Berkah, Rahmat serta Karunia
kepadanya.(Dispenad)