Radiansyah (11) dan
adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0LRadiansyah (11) dan
adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0LBIREUEN, KOMPAS.com -
Radiansyah (11) dan adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit
bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0L
PARIAMAN (Kampung Dalam) - Komandan Distrik Militer (Dandim) 0308/Pariaman Letkol Czi. Titan Jatmiko terjun langsung memberikan bantuan (Sumbangan) dan dukungan moril ke rumah Sdri Neti Herwati (22th), Suku Tanjung yang biasa di sapa Neti oleh warga dan teman-teman sebayanya lahir pada tanggal 01 April 1998 silam itu yang menderita penyakit bawaan sejak lahir di korong Toboh Marungai Nagari Sikucur Barat Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. (Selasa, 17/11/2020).
Neti masih meiliki seorang ayah yang bernama Sukarni (66th), Suku Minang yang kesehariannya bekerja sebagai Petani, dan seorang ibu yang bernama Alimah (60th), Suku Tanjung yang kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga tidak mampu lagi untuk mengobati penyakit yang diderita anaknya dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini keadaan kelurga semakin susah.
Dandim 0308/Pariaman Letkol Czi.Titan Jatmiko di dampingi Pasiter Kodim 0308/Pariaman Lettu Inf. Aidil Adha dan anggota Koramil 06/Kampung Dalam, Wali Nagari Bapak Rafi dan Wali Korong Bapak Hendrianto serta masyarakat Korong Toboh Marungai.
Dalam hal ini, Dandim 0308/Pariaman mengungkapkan rasa keprihatrinannya terhadap warganya terutama terhadap Sdri. Neti yang menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Menurut keterangan dari orang tua Sdri. Neti, "Penyakit yang di deritanya ini semenjak lahir sudah meiliki penyakit kulit (Sleodarma Promontusum) sampai menginjak kelas 5 SD. Setelah sekian lama orang tua Neti berusaha untuk mengobati penyakit tersebut dengan menempuh jalan Operasi kulit. Namun setelah pasca Operasi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan oleh keluarga dan justru penyakit yang di derita Sdri. Neti semakin parah sehingga berpengaruh terhadap wajahnya". ungkap Alimah dengan nada sedih.
"Kami dari Kodim 0308/Pariaman beserta jajaran, Kami berharap... bantuan sumbangan yang kami berikan ini walaupun sedikit, semoga bisa bermanfaat dan berguna bagi keluarga pak Sukarni dan buk Alimah untuk mengurangi beban apa yang di derita Sdri. Neti selama ini" ungkap Dandim.
Pasiter Kodim 0308/Pariaman Lettu Inf. Aidl Adha menambahkan,"Semoga dengan apa yang Kami lakukan ini bisa memotivasi yang lain untuk memberikan bantuan dan sumbangan kepada Sdri. Neti sebagai wujud Tali Asih" imbuhnya.
Radiansyah (11) dan
adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0LRadiansyah (11) dan
adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0L Radiansyah (11) dan
adiknya, Wulan Zaskia (5), menderita penyakit kulit bawaan sejak lahir.
Kulit di sekujur tubuh anak-anak dari keluarga miskin warga Desa
Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu
terkelupas dan mengalami luka karena tak mengalami penanganan medis.
“Dua anak saya menderita penyakit kulit bawaan lahir. Kalau menurut
dokter spesialis di Lhokseumawe, mereka radang kulit. Sekarang tidak ada
biaya untuk kami bawa berobat ke rumah sakit lantaran saya sudah lima
tahun tidak sanggup lagi bekerja sehingga tidak ada penghasilan,” kata
Ridwan Dahlan (65) saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa
(14/11/17).
Menurut Ridwan, kedua anaknya sudah mengikuti pengobatan rutin selama
satu tahun ke dokter spesialis kulit di Lhokseumawe, namun tak kunjung
pulih. Bahkan semakin hari kondisi kulit anaknya terus terkelupas.
“Awalnya di tubuh anak saja muncul bentol-bentol merah, kemudian
lama-lama terus membesar dan terkelupas kulitnya. Dulu tahun 2007 selama
satu tahun rutin saya bawa berobat ke dokter spesialis, setiap lima
hari sekali habis biaya berobat Rp 500.000, tetapi sekarang saya tidak
ada lagi biaya,” katanya
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Dua Bocah Derita Penyakit Bawaan Sejak Lahir, Kulit Terkelupas hingga Luka", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/11/14/19343711/dua-bocah-derita-penyakit-bawaan-sejak-lahir-kulit-terkelupas-hingga-luka.
Penulis : Kontributor Kompas TV, Raja Umar
Download aplikasi
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
https://bit.ly/3g85pkAiOS:
https://apple.co/3hXWJ0L